MAKALAH
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
PENGAMATAN PERILAKU HEWAN
Disusun Oleh :
DWI PUTRI SABARIASIH
K2311022
PENDIDIKAN FISIKA / A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
I.
TUJUAN
1.
Mampu membuat suatu eksperimen pengamatan perilaku
hewan
2.
Mampu mengamati perubahan perilaku hewan akibat
perubahan kondisi lingkungan eksternal
II. DASAR TEORI
Semua organism
memiliki perilaku. Perilaku merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal
dan eksternalnya.
(Umi Fatmawati.2011:34)
Perilaku adalah aktivitas yang timbul
karena adanya stimulus dan respon atau
tanggapan, serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung(Sunaryo, 2004). Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukanuntuk menimbulkan reaksi atau disebut rangsangan. Rangsangan tertentuakan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.
(www.scribd.com)
Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktivitas suatu organisme akibat
adanya suatu stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk
menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa
organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme
(Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku
manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan
perilaku tersebut secara antropomorfik.
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku
bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar
atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan
ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa
perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau
karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan
perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa
terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan
lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
(PERILAKU BINATANG « pelangiLova.htm)
Tanggap
akan memberi perubahan pada reaksi dan dipengaruhi
oleh kondisi fisiologi di dalam tubuh yang dipengaruhi sistem endokrin.
a.
Pembawaan (Instincts)
Tipe-tipe pembawaan :
1. Refleks
Contoh: Capung (Odonata)
langsung terbang ketika akan ditangkap. Kupu-kupu
membedakan rasa enak ada pada tarsusnya (bagian dari kaki), jika ada makanan
enak, maka secara reflek probosisnya akan langsung
keluar.
2. Kinesis
Gerakan
yang terarah karena rangsangan dari luar, merupakan gerak acak yang berfungsi
sebagai alat menghindarkan diri dari bahaya.Contoh : Pada kecoa yang
suka ditempat gelap, ketika lampu nyala, langsung bergerak dengan arah tak
tentu.
3. Taksis
Gerakan yang terarah,
yang sifatnya mendekati atau menjauhi suatu rangsangan, jadi bisa bersifat
positif atau negatif, sifat taksis ini diantaranya :
-
Fototaksis, pengaruh sumber cahaya
-
Geotaksis, pengaruh tanah
-
Thigmotaksis, pengaruh rangsangan kontak atau sentuhan
-
Kemotaksis, pengaruh rangsangan kimia
-
Termotaksis, pengaruh suatu rangsangan suhu tertentu
-
Higrotaksis, pengaruh kandungan air atau kelembaban
b.
Belajar (learning)
Suatu proses
pembelajaran yang merupakan perubahan adaptif pada perilaku sebagai hasil dari
pengalaman di masa sebelumnya.
c.
Komunikasi
Komunikasi antar
serangga diperlukan diantaranya dalam mendapatkan pasangan, komunikasi terjadi
bila salah satunya memberi signal atau isyarat yang bisa berupa signal visual,
sentuhan suara, dan kimiawi. Komunikasi ini bisa dilakukan
dalam jarak jauh, biasanya melibatkan alat visual, bahan kimia tersebar di
udara, alat pendengar (auditory) dan lain-lain.Untuk komunikasi jarak
dekat biasanya menggunakan kombinasi beberapa organ perasa.Jenis komunikasi ini
ada yang sifanya khusus digunakan antar individu dalam suatu spesies
(intraspesifik) dan ada yang digunakan antar spesies yang berbeda
(interspesifik).
Komunikasi
visual berhubungan dengan penglihatan, seperti kupu-kupu jantan melihat adanya
kupu-kupu betina, kunang-kunang jantan yang terbang dan menyala di malam hari,
dan komunikasi pada lebah madu yang melakukan tarian- tarian untuk memberi tahu
temannya jika menemukan sumber makanan. Komunikasi suara atau
auditory communication dapat terjadi karena adanya gerakan fibrase dan gerakan
pada alat stidulasi.Alat studulasi, gerakan menggaruk, seperti pada belalang
ketika sayap belakangnya menggaruk femur belakang.Komunikasi kimia terjadi
karena adanya bahan kimia yang mempengaruhi perilaku. Dalam tubuh
serangga bahan kimia diproduksi di suatu bagian dan disebarkan ke bagian lain,
disebut hormon, dan ada yang dikeluarkan oleh suatu individu untuk mempengaruhi
individu lain.
Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam perilaku bergantung pada
mesin perilaku: reseptor indera, sirkit dalam sistem saraf, dan organisasi
otot.
Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang
hidupnya, yaitu:
1. Makan,
2. Mencegah jangan sampai dimakan,
3. Mampu bertahan hidup dalam
kondisi fisik lingkungannya, dan
4. Meneruskan gen-gennya kepada
generasi berikutnya.
1. Perilaku
Makan
Hewan beragam dalam keluasan cita
rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di
antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi,
tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku
sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari
pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan
seminimum mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan
yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa
species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan
tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk
membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar
berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada
makan bersama.
2.
Perilaku
Mempertahankan diri
Perilaku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai
dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri
(meniru).
3.
Bertahan
Hidup dalam Lingkungan Fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu,
salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi
hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien
untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.
4. Perilaku Reproduktif
(PERILAKU
BINATANG « pelangiLova.htm)
III.
METODE KEGIATAN
1.
Mendesign pengamatan perilaku , mulai dari menetapkan
pilihan hewan yang akan diamati, manipulasi objek, cara pengumpulan data dan
pengolahannya.
2.
Melakukan observasi atau percobaan sesuai hasil
rancangannya.
3.
Mengamati atau mengumpulkan data, membahas dan
melaporkan hasil.
Alternatif
pengamatan perilaku :
1.
Respon cacing terhadap bermacam stimulus (sentuhan,
cahaya, suhu, dst)
2.
Respon serangga malam terhadap warna cahaya.
3.
Kapan serangga malam keluar dan kembali ke
peristirahatan?
4.
Bagaimana periodosasi mekar dan mengatupnya beberapa
bunga teratai dan bagaimana hubungannya dengan mikrokalimat?
5.
Bagaimana perilaku induk ayam mengasuh anaknya ?
6.
Bagaimana serangga membuat sarangnya ?
7.
Dst
Cara kerja :
2.
Menetapkan jenis hewan yang akan dijadikan objek
pengamatan ( dalam hal ini, saya memilioh laba-laba).
3.
Merancang : alat, bagaimana perilaku terhadap hewan
diberikan, pengamatan, berapa lama, dimana, kapan, dst.
4.
Melakukan pengamatan.
5.
Membahas dan melaporkan hasilnya.
IV.
PEMBAHASAN
Dalam praktikum pengamatan perilaku hewan ini, yang
diamati adalah perilaku induk ayam mengasuh anaknya.
Perilaku induk ayam berdasarkan hasil pengamatan
yaitu:
1.
Mandi debu
Ayam betina akan mencari daerah yang berdebu (seperti sampah
atau tanah halus) dan membuat partikel-partikel itu masuk ke dalam bulunya
dengan menaikkan bulu-bulu tersebut, berjongkok di tanah lalu melempar-lempar,
menggosok-gosok dan menggetar-getarkan tubuh, sayap, dan kakinya. Perilaku ini
sangat penting untuk kesejahteraan fisik dan mental ayam, dan mereka bisa
menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hal ini setiap harinya. Hal ini
membantu ayam untuk menghilangkan parasit, menjaga kulit dan bulu mereka tetap
dalam kondisi baik, dan menjaga suhu tubuh mereka tetap nyaman.
2.
Bertengger
Ayam suka bertengger di dahan-dahan pohon pada malam hari
teman-teman kelompoknya. Di alam liar, perilaku ini melindungi mereka dari predator
dan juga membantu untuk menjaga panas tubuh.
3.
Rasa ingin tahu atau investigasi
Ayam adalah
binatang yang ingin tahu dan ingin menjelajahi lingkungan mereka dengan cara,
misalnya, mematuki benda-benda yang menarik dan menggaruk-garuk di tanah.
4.
Bersarang
Ayam adalah
binatang yang ingin tahu dan ingin menjelajahi lingkungan mereka dengan cara,
misalnya, mematuki benda-benda yang menarik dan menggaruk-garuk di tanah.
5.
Perilaku yang berkaitan dengan kenyamanan dan perawatan
Perilaku ini termasuk mengacak-acak bulu, menggaruk-garuk
kepala, menggetar-getarkan tubuh, peregangan dan mengepakkan sayap. Ketika ayam
betina tidak mendapatkan kemudahan atas sesuatu yang mereka butuhkan, seperti
tempat bersarang atau bahan yang tepat untuk mandi debu, mereka sering
mengeluarkan suara-suara yang terdengar frustrasi.
Perilaku – perilaku induk ayam terhadap anak ayam diantaranya
adalah:
1.
Induk ayam tidak hanya mencari makanan untuk dirinya
sendiri,tapi juga mencari makanan untuk anaknya. Hal ini merupakan salah satu
bentuk tanggung jawab dari induk terhadap anaknya saat masih kecil, karena anak
ayam yang masih kecil belum terlalu bias mencari makanan sendiri,selain itu
bahaya atau resiko yang akan dihadapi anak ayam yang mencari makanan sendiri
cukup besar.
2.
Induk ayam sangat menjaga dan melindungi anaknya. Hal
ini dapat kita amati ketika ada individu lain yang mendekati atau mengganggu
anaknya, maka secara spontan induk ayam akan melebarkan atau memekarkan bulu
tan tubuhnya. Dengan agresif induk ayam menerka individu yang mengganggu
anaknya.
Perilaku individu
yang sangat protektif itu dirangsang oleh respon teriakan dari anaknya. Respon
induk mengenai situasi bahaya yang sedang terjadi.
Selain
perilaku-perilaku induk ayam terhadap anak ayam, dapat di amati pula perilaku
anak ayam terhadap induknya, yaitu:
1.
Anak ayam selalu mengikuti kemanapun induknya pergi,
perilaku dilakukan agar anak ayam terlindungi dari ancaman predator
(pengganggu) dari ancaman dan terjamin kehidupannya.
2.
Anak ayam berlindung di bawah sayap induknya ketika
menemui ancaman. Jika anak ayam merasa terancam keamanannya maka akan segera
berlindung dala dekapan atau jangkauan sayap dan bulu-bulu induknya.
3.
Dalam kondisi dingin atau hujan maka anak ayam akan
masuk dalam dekapan induknya (bulu-bulu induknya).
Pola perilaku
ayam saat mencari makan yaitu dengan cakar yang menggaruk tanah untuk mencari
makanan yang terdapat di tanah, lalu mematuk sesuatu yang kiranya dianggap
makanan. Hal ini disebabkan karena adanya perilaku belajar, dimana sang induk
dituntut untuk memodifikasi proses belajar untuk menemukan remah-remah makanan
atau biji-bijian yang tersebar di tanah dan yang tertimbun di dalam tanah.
Perilaku induk
ayam terhadap anaknya itu kemungkinan juga merupakan hasil perilaku belajar yaitu
pengkondisian,dimana pengkondisian melibatkan pasangan stimulus yang primer
ilmiah yang membangkitkan suatu respon otomatis, Seiring berjalannya waktu,
hewan menjadi terkondisi dengan stimulus sekunder (otomatis) dan merespon
terhadapnya seolah-olah stimulus alamiah. Respon-respon bawaan dengan stimuli
pertanda yang baru memperluas kemampuan suatu organism untuk bereaksi dengan
tepat terhadap perubahan lingkungan, sebab proses pengkondisian menghasilkan
ketergantungan terhadap suatu jenis symbol pemicu aksi. Sedangkan pada anak
ayam, timbul adanya perilaku belajar yang ditandai oleh proses perekaman
(imprinting) yaitu belajar terbatas dimana anak ayam belajar untuk berlindung
kepada induknya begitu melihat dan mendengar adanya ancaman bahaya.
V.
KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan
terhadap perilaku hewan dalam hal ini perilaku induk ayam dalam mengasuh
anaknya, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Perilaku bawaan pada induk ayam saat anak ayam berada
dalam ancaman,induk ayam menjadi agresif.
2.
Induk ayam akan mencarikan makanan untuk anak-anaknya
ketika masih kecil.
3.
Induk ayam sangat menjaga dan melindungi anaknya, dari
gangguan yang ada di lingkungan sekitanrnya.
4.
Perilaku bawaan pada anak ayam ditunjukan saat anak
ayam berada dalam ancaman, anak ayam akan berkotek untuk memberitahu induknya
bahwa ia membutuhkan perlindungan dari induknya. Lalu anak ayam berlindung di
bawah sayap dan bulu-bulu induknya.
5.
Anaka ayam selalu mengikuti kemanapun induknya pergi.
6.
Perilaku belajar pada ayam di tunjukkan dalam
perilakunya mencari makanan dengan menggaruk-garuk tanah untuk memperoleh
remah-remah makana. Selain ditunjukkan pada perilaku saat mencari makan,
perilaku belajar juga ditunjukkan saat anak ayam berlindung pada induknya saat bahaya.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Suyitno,Al.2006. Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Yogyakarta:FMIPA
UNY
Fatmawati,Umi.2011.Panduan Praktikum Biologi Umum.
Surakarta: UNS Press
VII.
LAMPIRAN
5 Lembar lampiran
Surakarta,26 November 2011
Mengetahui
Asisten Praktikan
Ditha Dwi Putri Sabariasih
0 komentar:
Posting Komentar