Budaya
minat baca dan menulis adalah topik yang masih menarik dijadikan bahan
perbincangan atau bahan diskusi. Hal ini disebabkan masalah ini belum berhasil
diselesaikan. Berbagai upaya telah dilakukan
baik dari pihak pemerintah, guru, penulis , media massa, pecinta buku akan
tetapi peningkatan minat baca tulis masyarakat Indonesia hanya berjalan di
tempat
Minat baca masyarakat Indonesia
masih sangat rendah, masyarakat Indonesia lebih memilih untuk menonton televisi,
mendengarkan radio daripada membaca buku atau Koran. Dari data BPS 2006 dapat
kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia (89,5 %) dan atau mendengarkan radio (40,3 %) ketimbang
membaca Koran (23,5%). Hal ini sungguh memprihatinkan. Padahal acara yang
ditampilkan di televisi belum tentu bersifat edukatif dan sesuai dengan
kebutuhan kita. Malah kerap kali acara televisi memberikan dampak yang kurang
baik bagi pertumbuhan kepribadian anak.
Di negara kita yang kita cintai ini,
sangat jarang ditemukan orang yang membaca buku atau koran di tempat umum. Hal
ini sangat berbeda sekali dengan fenomena yang ditemukan dinegara lain seperti
Jepang dan Amerika, bahwa di kedua negara tersebut sangat sering dijumpai orang
yang menbaca buku atau koran di tempat umum. Mereka selalu membawa bacaan dalam
setiap aktivitas mereka, sehingga ketika mereka mempunyai waktu luang dapat
digunakan untuk membaca buku. Minat baca di kedua negara tersebut sangat
tinggi, bahkan membaca merupakan kebutuhan sehari-hari mereka. Negara disebut maju dan berkembang
kalau penduduknya atau masyarakatnya mempunyai minat baca yang tinggi dengan
dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada
di negeri tersebut. Semakin banyak buku yang dibaca maka semakin banyak pula
ilmu yang didapatkan.
Dari
kegiatan membaca sangat banyak manfaat yang dapat kita peroleh, diantaranya
adalah :
1. Membaca
menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Kebiasaan
membaca dapat meminimalisir orang berhubungan dengan orang yang malas. Hal ini
bukan berarti kita membeda-bedakan teman, akan tetapi lebih memilih teman yang dapat membawa dampak postif terhadap
diri kita.
3. Dengan
membaca dapat mengembangkan kemampuan berbicara
4. Membaca
mengembangkan pola pikir manusia
5. Membaca
meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
6. Dengan
membaca, dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain
7. Dengan
sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya
8. Membaca
membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan
waktunya agar tidak sia-sia.
9. Dengan
sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe
dan model kalimat.
Faktor-
faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia rendah adalah fasilitas
perpustakaan yang tidak memadai dan jumlahnya yang masih sangat sedikit, serta kesadaran
masyarakatnya sendiri yang masih rendah.
Jumlah perpustakaan yang ada di
Indonesia sangat sedikit, begitu pula jumlah toko bukunya pun sangat sedikit.
Perpustakaan dan toko buku biasanya hanya dapat ditemui di kota-kota besar. Di
daerah- daerah toko buku sangat jarang ditemui, jika ada ada toko buku itu
hanya menjual alat tulis menulis, dan jika ditemui ada perpustakaan, itupun
koleksi bukunya dari tahun menahun tidak berubah. Karena keterbatasan fasilitas
perpustakaan ini, salah satu faktor yang mengakibatkan minat baca masyarakat
Indonesia rendah. Pemerintah dapat berupaya untuk membangun perpustakaan daerah
yang berkualitas di setiap daerah sehingga dapat menambah ketertarikan
masyarakat Indonesia untuk membaca, atau dapat juga meningkatkan program
perpustakaan keliling, jangan malah terjadinya penurunan program perpustakaan
keliling tiap tahunnya.
Jumlah toko buku di Indonesia
sangatlah sedikit, berbeda dengan jumlah toko buku di Jepang sama banyak dengan
negara Amerika. Selain itu harga- harga buku juga mahal sehingga tidak semua
orang bisa membeli buku, apalagi bagi mereka yang pendapatannya sehari-harinya
hanya dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Bagaimana masyarakat Indonesia mau
meningkatkan minar bacanya apabila fasilitas perpustakaan tidak memadai dan
mereka juga tidak mampu membeli buku.
Selain
fasilitas perputakaan dan harga buku yang mahal. Kesadaran masyarakat Indonesia
itu sendiri terhadap pentingnya membaca juga masih sangat rendah, mereka
menganggap bahwa membaca hanya dilakukan ketika mendapat tugas sekolah. Padahal
dari pemerintah pun tidak ada kebijakan mengenai banyak buku yang wajib dibaca
oleh setiap orang, dan juga para guru di sekolah jarang memerintahkan
murid-muridnya membaca, sehingga tidak terbentuk kebiasaan membaca. Seharusnya
pemerintah memberikan kewajiban kepada setiap orang berapa banyak buku yang
wajib di baca setiap tahunnya, seperti di Negara lain ada kebijakan mengenai
banyaknya buku yang harus di baca. Dengan adanya kebijakan ini, awalnya
masyarakat mau ataupun tidak mau harus melakukan, walaupun diawali dengan
keterpaksaan hal ini bias menjadi kebiasaan. Pada saat ini Indonesia menduduki
oeringkat 8 terbawah mengenai minat
baca, sungguh ini sangat miris.
Intelektualitas,
kreativitas, dan kualitas SDM dipengaruhi oleh banyaknya ilmu yang dimiliki
SDM, dan salah satu media yang menyediakan berbagai ilmu adalah buku. Oleh
karena itu negara maju mempunyai masyarakat dengan minat baca yang tinggi. Jika
kita ingin memiliki SDM yang berkualitas dan dapat bersaing secara global dan
memperbaiki negara tercinta ini, marilah kita berusaha meningkatkan minat baca
masyarakat Indonesia. Tanpa membaca, kita tidak punya modal apa- apa untuk
memajukan negara ini, apalagi bersaing secara global. Jadi Tanpa membaca, mau
di bawa kemana negara kita?
0 komentar:
Posting Komentar