LAPORAN OBSERVASI
SMP NEGERI 08 SURAKARTA
Di
susun Oleh :
1.
Akmal
Faizal Nugroho (K2311004)
2.
Dwi
Putri Sabariasih (K2311022)
3.
Inge
Banowati (K2311036)
4.
Khotimah (K2311040)
PRODI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
2012
DAFTAR
ISI
1. Pendahuluan............................................................................................. 1
a.
Latar Bekalakang............................................................................... 1
b.
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
c.
Tujuan................................................................................................ 2
2.
Isi.............................................................................................................. 3
a.
Karakteristik siswa............................................................................. 3
b.
Tingkat Intelegensi............................................................................ ..5
c.
Upaya pembentukan karakter siswa....................................................
d.
Faktor yang mempegaruhi karakteistik
peserta didik..........................
3. Penutup.......................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada
umumnya anak-anak di Indonesia diwajibkan menjalani pendidikan formal wajib
selama 9 tahun, dengan jenjang sekolah dasar selama 6 tahun dan jenjang sekolah
menengah pertama selama 3 tahun. Namun sebelum memasukki tingkat SD dan SMP
diawali dengan pendidikan tingkat TK dan bahkan sekarang ini telah bermunculan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemudian setelah menyelesaikan pendidikan
tingkat SMP masih ada jenjang SMA dan Perguruan tinggi.
Tentunya
terdapat bermacam-macam karakter anak atau peserta didik yang bisa
dikelompokkan berdasarkan tingkatan pendidikan tersebut.Antara anak TK dengan
anak SD pasti mempunyai karakter dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda,
begitu pula dengan anak SMP, SMA, maupun Perguruan tinggi.
Sebagai
mahasiswa FKIP yang diharapkan akan menjadi guru atau pendidik yang berkarakter
kuat dan cerdas, dituntut untuk memahami berbagai karakter peserta didik yang
bermacam-macam tersebut. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan memahami
karakter peserta didik di berbagai tingkatan pendidikan kami melakukan
observasi, salah satunya di SMP Negeri 8 Surakarta.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana karakteristik peserta didik pada
jenjang SMP pada umumnya dan pada SMP Negeri 8 pada khususnya?
2. Bagaimana tingkat intelegensi peserta didik di
SMP 8 Surakarta ?
3. Bagaimana upaya guru dalam membentuk karakter
siswa di SMP Negeri 8 Surakarta ?
4. Apakah factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan karakter peserta didik ?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik peserta didik pada
jenjang SMP pada umumnya dan pada SMP Negeri 8 pada khususnya.
2. Mengetahui tingkat intelegensi peserta didik di
SMP 8 Surakarta.
3. Mengetahui upaya guru dalam membentuk karakter
siswa di SMP Negeri 8 Surakarta.
4. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan karakter peserta didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
SMP Negeri 8 Surakarta adalah SMP negeri di solo yang beralamat di ….
SMP Negeri 8 Surakarta memiliki visi dan misinya yaitu … pada tanggal 26 Mei
2012 kami melakukan observasi di SMP ini. Setelah melakukan observasi kami
memperoleh hasil diantarnya,karakteristik
peserta didikSMP Negeri 8, tingkat kecerdasan peserta didik di SMP 8 Surakarta,
cara guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 8 Surakarta, factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik.
Berikut
ini adalah penjelasan hasil dari observasi yang telah kami lakukan;
A.
Karakteristik peserta didik pada jenjang
SMP pada umumnya dan pada SMP Negeri 8 pada khususnya
Pada umumnya orang menganggap bahwa
karakteristik adalah watak atau temperamen pada manusia yang mempengaruhi cara
hidupnya. Karakteristik pada masing-masing manusia sangatlah berbeda.
Karakteristik pada umumnya, siswa SMP masih cenderung patuh pada peraturan dan
selalu mengikuti apa yang dikatakan oleh guru.
Berdasarkan observasi yang kami lakukan,
ditemukan adanya kesesuaian antara pandangan umum dengan hasil observasi yang
kami lakukan.Hal ini dapat ditunjukkan dengan perilaku siswa seperti membuang
sampah pada tempatnya.Mereka membuang sampah sesuai dengan jenis sampah. Bila
sampah itu bahan organik, maka mereka akan meletakkannya di tempat sampah yang
bertanda sampah organic, begitu pula dengan sampah nonorganik. Meskipun ditemukan
ada sebagian kecil siswa yang membuang sampah di sembarang tempat.Tetapi,
sebagian besar siswa sudah membuang sampah pada tempatnya.Perilaku ini
menunjukkan bahwa siswa mengerti dengan peraturan dan mematuhi peraturan
tesebut.
Karakteristik yang kami amati pada siswa
kelas 7 yaitu masih memiliki sifat manja yang melekat pada diri mereka karena
siswa tersebut masih dalam transisi atau peralihan dari jenjang SD ke SMP. Menurut narasumber yang kami wawancarai bapak
ngatman selaku wakil kepala sekolah mengatakan bawha beberapa siswa kelas 7
meminta kepada pihak sekolah untuk memulangkannya kepada saat acara masih
berlangsung padahal acara baru saja dimulai, karena mereka ingin bertemu dangan
orang tuanya.Hal ini mencerminkan mereka masih manja, belum mandiri, dan masih
cenderung menggantungkan diri pada orang tua.
Kepribadian yang dicerminkan dengan tingkah
laku manusia dibedakan menjadi 3 aspek yaitu :
1.
Aspek
kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan, daya baying,
inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. Fungsi aspek kognitif adalah
menunjukan jalan, mengarahkan, dan mengendalikan tingkah laku.
2.
Aspek Afektif, yaitu bagian kejiwaan
yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat,
kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya
disebut aspek konatif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak) yang
tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Kedua aspek itu sering disebut
aspek finalis yang berfungsi sebagai energy atau tenaga mental yang menyebabkan
menusia beringkah laku. Dalam
3.
Aspek motoric, yaitu berfungsi sebagai
pelaksana tingakh laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
Namun dari ketiga aspek tersebut hanya
dua aspek yang kami ambil sebagai bahan pengamatan, yaitu aspek kognitif dan motoric.
Aspek kognitif bisa dilihat dari kreatifitas siswa SMP Negeri 8, kreatifitas
bisa dilihat dari pembuatan bermacam-macam hasil hasta karya oleh siswa, antara
lain vas bunga, gantungan kunci, patung,dan lain sebagainya. Sedangkan dari
aspek motoric kami lihat dari tingkah laku mereka, mereka cenderung periang
seakan-akan tidak ada masalah yang menimpa mereka, Sehingga, dilihat bahwa
mereka tetap bersikap biasa, seakan-akan tidak ada beban hidup pada
dirinya.Inilah tingkah laku yang biasa terjadi pada peserta didik di jenjang
SMP.
B.
Tingkat intelegensi peserta didik di SMP
8 Surakarta.
Claparde
dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri
secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.Salah satu indikator
kecerdasan adalah tingkat intelegensi seseorang, namun pandangan awam yang
mengatakan bahwa tingkat intelegensi sama dengan kecerdasan orang tersebut
adalah hal yang tidak benar. Maka dari itu observasi yang kami lakukan tidak
hanya melihat dari aspek akademik siswa tapi juga melihat pola-pola tingkah
laku sebagian besar siswa SMP Negeri 8 yang bisa dijadikan sebagai indikator
kecerdasan tersebut.Dari aspek akademik, kami megambil data dari angka
kelulusan SMP 8 Surakarta pada tahun 2011 adalah 100%. Dari aspek non akademik,
salah satu tingkah laku yang kami amati adalah siswa yang menjadikan
perpustakaan sebagai salah satutempat utama untuk menyelesaikan masalah. Mereka
sering bertukar pendapat dengan guru maupun dengan sesama siswa.Hal ini
menunjukan bahwa siswa SMP dapat menggunakan waktu luang seperti pada saat
istirahat untuk menyelesaikan masalah atau menggunakan waktu luang untuk
hal-hal yang bermanfaat lainnya.Berdasarkan teori mengenai salah satu ciri
intelegensi tercermin dari pemecahan masalah yang timbul daripadanya.
Kreativitas
tidak memiliki hubungan yang tinggi dengan intelegensi seseorang, akan tetapi
kreativitas mempengaruhi perkembangan intelegensi. Salah satu bentuk
kreativitas siswa SMP 8 Surakarta adalah pembuatan hasil karya seni berupa
frame foto, patung-patung kecil, gantungan kunci, vas bunga, tempat tisu, dan
sebagainya.
Usia rata
– rata siswa smp antara 13 sampai 15 tahun. Usia dapat mempengaruhi kematangan
dan perilakunya. Pada usia tersebut kematangan siswa smp masih belum terbentuk
atau belum memiliki jati diri. Mereka belum bisa membedakan antara yang baik
dan yang buruk, sehingga hanya mengikuti apa yang mereka inginkan dan
melakukan apa yang dikatakan dan
dicontohkan oleh guru yang sesuai dengan kehedak hatinya.
C.
Upaya guru dalam membentuk karakter
siswa di SMP Negeri 8 Surakarta.
Peserta
didik di SMP tersebut diharapkan mempunyai karakter yang kuat. Karakter kuat
yang dimaksud di sini adalah karakter yang mencerminkan bagaimana tingkah laku
para siswanya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana sikap sopan-santunnya,
bagaimana cara sisiwa untuk menyelesaikan suatu permasalahan, dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa
sebenarnya siswa-siswa di SMP Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah
mempunyai karakter yang baik. Karakter siswa yang terbentuk di SMP Negeri 8 ini
tercipta karena berbagai upaya yang telah dilakukan semua pihak sekolah, mulai
dari guru, petugas sekolah, dan juga kerja sama dari siswa sendiri. Upaya itu
dilakukan melalui penanaman sikap yang gencar dilakukan oleh para guru, di
antaranya :
1.
Setiap pagi sebelum masuk sekolah para
guru telah bersiap-siap berdiri di depan gerbang sekolah untuk menyambut
kedatangan siswa maupun guru. Hal ini mencerminkan bahwa guru berusaha
menciptakan kerukunan dan kebersamaan di antara warga sekolah.
2.
Pembiasaan dalam membuang sampah pada
tempatnya. Hal ini didukung dengan disediakannya dua jenis tempat sampah yang
berbeda, yaitu sampah organik dan anorganik. Dalam hal ini diterapkan prinsip
kedisiplinan dan kebersihan.
3.
Pembiasaan ketepatan dalam jadwal masuk
kelas maupun keluar kelas. Saat dilakukan pengamatan, kami dapati bahwa
sebagian besar siswa langsung masuk kelas begitu bel masuk dibunyikan, demikian
juga saat bel istirahat dibunyikan, semua siswa langsung berhamburan keluar dan
mencuci tangan sebelum menuju kantin untuk makan. Selain kedisiplinan ternyata
juga diterapkan aspek kesehatan.
4.
Pada saat jam kosong, siswa boleh keluar
tapi hanya ke perpustakaan. Saat di perpustakaan siswa juga harus didampingi
oleh guru pengawas atau guru mata pelajaran. Upaya ini dilakukan agar siswa
benar-benar menggunakan fasilitas perpustakaan dengan semestinya.
5.
Tersedianya lokasi hotspot di
perpustakaan dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh siswanya, maka pihak
sekolah sudah melakukan upaya pencegahan, yaitu dengan memblokir situs-situs
yang dapat merusak moral siswanya. Dengan demikian setidaknya fasilitas yang
disedikan sekolah tidak menjadi sumber perusak moral.
Dari
upaya-upaya yang telah dilakukan di atas, cukup menunjang untuk pembentukan
karakteristik siswa yang menuju ke arah positif.
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan karakter peserta didik.
1. Faktor
Intelegensi
Intelegensi
merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh
perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan
terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan observasi, tingkat
intelegensi dapat dilihat dari kreatifitas siswa.
2. Faktor Bakat
Bakat adalah
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang bersifat
umum.Bakat sendiri dipengaruhi oleh diri anak dan lingkungan.Misalnya, bakat
intelektual umum, bakat akademis khusus, bakat dalam bidang seni, bakat dalam
bidang olahraga, dsb.Di sekolah yang kami amati tersebut bakat juga
mempengaruhi karakteristik siswanya, hal ini ditunjukkan dengan adanya
pengarahan yang benar terhadap bakat masing-masing siswa sehingga menghasilkan
prestasi-prestasi yang baik, di antaranya prestasi bidang olahraga, pramuka,
bahasa inggris dan MIPA. Dengan pengarahan bakat tersebut siswa mampu
berkembang dengan karakter masing- masing dan potensi yang dimilikinya.
3. Faktor
sosial-ekonomi
Contoh
faktor sosial jika anak yang hidup ditengah-tengah masyarakat yang sebagian
besar anaknya putus sekolah akan cenderung tidak memiliki semangat sekolah.
contoh faktor ekonomi adalah ketika banyak anak berkemampuan intelektual tinggi
tetapi tidak dapat menikmati pendidikan yang baik karena keterbatasan kemampuan
ekonomi orang tuanya.Namun dalam pengamatan yang kami lakukan, kami tidak bisa
memberi contoh realita bagaimana social ekonomi mempengaruhi karakteristik
peserta didik, karena terbatasnya waktu pada observasi dan terbatasnya
perijinan dari pihak sekolah.
4. Faktor
pandangan hidup
jika seorang
anak yang mempunyai cita-cita yang tinggi, maka untuk meraih cita-citanya cara
pemikiran anak lebih perpandangan maju
untuk meraih cita-citanya. Hal tersebut memaksa si anak untuk menempuh
pendidikan yang sesuai dengan cita-citanya.Namun dalam pengamatan yang kami
lakukan, kami tidak bisa memberi contoh realita bagaimana social ekonomi
mempengaruhi karakteristik peserta didik, karena terbatasnya waktu pada
observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak sekolah.Tapi menurut kami,
mereka belum memiliki pandangan hidup, karena sikap kematangan mereka belum
berkembang.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
hasil observasi yang telah kami lakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada
umumnya, karakteristik peserta didik pada tingkat SMP masih belum terbentuk,
karena pikiran yang masih labil.
2. Tingkat
intelegensi siswa SMP 8 Surakarta cukup baik, karena tingkat kreatifitas siswa
yang cukup tinggi, pemanfaatan waktu luang yang baik, dan dilihat dari angka
kelulusan pada tahun 2011 yang mencapai 100%.
3. Berbagai
upaya yang dilakukan pihak sekolah telah mampu mendukung pembentukan
karakteristik siswa SMP 8 Surakarta, seperti membiasakan berjabat tangan dengan
guru, mencuci tangan sebelum makan pada saat istirahat, dating tapat waktu,
dll.
4. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik :
a. Faktor
Intelegensi.
b. Faktor
Bakat.
c. Faktor
Sosial Ekonomi.
d. Faktor
Pandangan Hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu . 1991. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Jakarta: Rineka Cipta
Papalina,Diane E.2008.Human
Development.Jakarta:Kencana Media Group.
Sobur, Alex. 2003. PSIKOLOGI UMUM : Dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd.
2006. Psikoogi perkembangan anak dan
remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar