Remaja adalah mereka yang
berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang dikatakan sudah melampaui masa
kanak-kanak namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi. Masa remaja erat kaitannya dan sering sekali dihubung-hubungkan
dengan yang namanya kenakalan remaja. Sebenarnya kenakalan remaja itu timbul
akibat dari ketidak mampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan remaja
yang harus dipenuhi.
Pada
usia tersebut terjadi perubahan secara biologis, sosiologis maupun
proses-proses perkembangan jiwa lainnya. Perubahan sosiologis yang ditemui pada
usia tersebut adalah adanya proses pencarian identitas sendiri. Apabila mereka
gagal dalam menjalani perubahan sosiologis dan perkembangan jiwa maka akan
muncul perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat.
Beberapa contoh kenakalan remaja adalah tawuran antar
pelajar,merusak fasilitas umum, membolos sekolah. Kenakalan remaja yang
berkelanjutan tentunya akan membawa pengaruh yang buruk bagi kehidupannya di
masa yang akan datang. Baik bagi remaja
itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia karena beberapa tahun kedepan, remaja
dimana sebagai generasi muda yang akan memimpin bangsa ini.
Tanggung jawab dari generasi muda
(remaja) di masa yang akan datang sangatlah berat, yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup dan meningkatkan harkat hidup umat manusia. Untuk itu adanya
upaya-upaya pendidikan dan pembinaan moral terhadap remaja sebagai generasi
penerus suatu bangsa sangatlah wajar dan mutlak diperlukan dengan kepribadian
yang memiliki budi pekerti dan pribadi yang baik sebagai bekal hidup dimasa
yang akan datang. Sebab apabila dari pribadi generasi muda telah memiliki budi
pekerti dan pribadi yang baik, maka keberlangsumgan hidup suatu bangsa
akan dapat di pertahankan. Namun sebaliknya, apabila para remaja memiliki pribadi yang rendah atau rusak, maka akan
terjadilah kerusakan terhadap keberlangsungan hidup bangsa itu.
Seperti
yang disebutkan di atas, masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan
baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,
yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial. Masalah psikis atau kejiwaan ini akan dicerminkan melalui
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma, hal ini dikenal
dengan kenakalan remaja. Menurut Kartono, Ilmuwan Sosiologi “Kenakalan Remaja atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang”. Sebenarnya kenakalan remaja itu salah siapa? Siapa yang
berkewajiban memperbaikinya?
Mengingat
pentingnya peran generasi muda di masa yang akan, maka perlu ada penanganan
masalah kenakalan remaja. Jika kita lihat ke belakang, penyebab dari kenakalan
remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan juga factor eksternal. Faktor
internalnya berupa perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Faktor internal lainnya adalah control diri yang lemah, remaja yang
tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan
yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
kenakalan remaja adalah keluarda dan perceraian
orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja, faktor lainnya adalah teman sebaya yang
kurang baik serta lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Faktor
eksternal sangat mempengaruhi faktor internal, atau bisa dikatakan faktor
internal mengambil banyak peran dalam masalah kenakalan remaja. Faktor internal
yang berupa perasaan dan identitas remaja. Jika orang tua bias mengarahkan dan
membantu anak dalam mencari identitas dalam proses perkembangan jiwa anaknya,
tentu masalah kenakalan bisa diminimalisir. Selain itu mengenai kontrol diri
yang lemah dari seorang remaja, dapat diperkuat oleh control diri dari orang tuanya.
Jika sang anak tidak bisa mengontrol dirinya,orang tua seharusnya membantu dan
mengajarkan cara mengontrol diri. Jika
orang tua yang mempunyai banyak peran dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mencontohkan hal yang kurang baik, atau terjadinya masalah diantara kedua orang
tuanya , maka akan mempengaruhi perkembangan anaknya. Pendidikan yang dienyam
dan lingkungan juga mengambil peran ini, pendidikan yang di dapat oleh anak
akan terpatri pada diri anak, apalagi jika pendidikan itu diperoleh sejak ini,
dan lingkungan sekitar tentunya memberikan berbagai contoh yang kompleks karena
lingkungan sendiri terdiri dari banyak orang dengan karakteristik dan pribadi
yang berbeda-beda, disinilah peran orang tua untuk menyaring hal manakah yang
patut di contoh oleh anaknya dan hal mana yang perlu dijauhkan dari anaknya.
Kenakalan
remaja tidak hanya terlihat ketika diluar sekolah, kenakalan remaja juga
tercermin ketika para remaja tersebut mengikuti kegiatan belajar mengajar,
diantaranya adalah terlambat masuk kelas, terlambat berangkat sekolah, membolos
sekolah, dll. Ada beberapa hal yang menyebabkan kenakalan remaja ini muncul
atau bahkan meningkat intensitas kenakalan remaja,misalnya saja dipengaruhi
oleh faktor mata pelajaran. Kita ambil contoh pembelajaran fisika di
sekolah-sekolah. Bukan menjadi rahasia lagi bahwa mata pelajaran fisika adalah
salah satu momok yang paling ditakuti dan tidak disukai oleh kebanyakan siswa. Tidak jarang mata pelajaran fisika menjadi
mata pelajaran yang paling dihindari,dibenci, dan bisa dikatakan ‘anti-fisika’.
Hal ini sering menumbuhkan kenakalan remaja para siswa ‘anti-fisika’ seperti
tidak mendengarkan saat guru menjelaskan, bermain sendiri, mendengarkan
headset, ngobrol dengan teman, mengantuk,tidur di kelas atau bahkan membolos
saat ada mata pelajaran fisika. Tindakan-tindakan kenakalan remaja yang lainnya
sebagai bentuk ketidaksukaan mereka terhadap fisika adalah tidak mengerjakan
tugas fisika yang diberikan oleh guru. Sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan
para siswa yang tidak menyukai fisika atau anti-fisika. Walaupun pada dasarnya
mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajran yang susah dipahami
dan membutuhkan usaha lebih untuk memahaminya, tapi masih ada faktor lain yang
mempengaruhi, yaitu bagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh guru, apakah
cara mengajarnya monoton dan tidak menarik, atau ada hal lain yang tidak
disukai para siswa. Oleh karena itu, sebagai guru, kita harus mengimbangi mata
pelajaran yang susah dengan cara mengajar yang menarik, kreatif, dan fresh.
Untuk
mengatasi kenakalan remaja saat pembelajaran fisika contohnya, kita tidak
seharusnya memberikan hukuman fisik, teguran keras, dan tindakan lain yang
dapat merusak mental para siswa, karena perkembangan mental mereka belum
stabil. Hukuman fisik bukanlah cara yang tepat untuk menangani masalah
kenakalan remaja dan pembinaan karakter, jika hukuman fisik diberlakukan oleh
guru, bukan terselesaikannya masalah tapi akan menambah masalah. Mungkin di
depan guru, para siswa tersebut merasa segan dan tidak akan mengulangi, tapi di
belakang guru tersebut ia akan semakin membenci mata pelajaran yang guru
ajarkankan, tetap melakukan kenakalan walaupun tidak diketahui gurunya dan
menimbulkan sakit hati. Selain itu hukuman fisik juga dilarang keras, karena bisa
saja dianggap sebagai pelanggaran HAM dan sebuah tindakan kriminal yang
dilakukan oleh guru terhadap muridnya. Teguran keras, bias kita anggap sebagai
pisau bermata dua. Maksudnya adalah bagi sebagian siswa hal ini bisa menjadi
solusi yang tepat, tapi bagian siswa teguran dapat menjadi pemicu masalah lain.
Bagi sebagian siswa teguran keras dapat menyadarkan dirinya bahwa kenakalan
yang ia lakukan adalah sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan, apabila dalam
diri siswa tersebut memang dilatar belakangi perkembangan mental yang baik.
Akan tetapi bagi siswa yang mempunyai perkembangan mental yang kurang berhasil
teguran keras ini bisa membuat mentalnya ‘down’ misalnya saja mereka menjadi
sangat malu terhadap teman-temannya karena mendapat teguran keras, atau ia menjadi
marah , sakit hati dan benci terhadap gurunya sehingga ia tidak mau mengikuti
pelajaran lagi, bahkan langkah jauh yang bisa saja dilakukan sebagai bentuk pertentangannya
adalah ia menjadi lebih nakal dan ia tidak mau sekolah lagi, karena merasa
terlalu malu terhadap yang lainnya.
Untuk
mencegah muncul-muncul masalah yang lebih rumit dalam menangani masalah
kenakalan remaja dalam pembelajaran fisika, sebagai guru kita harus memilih
penanganan yang tepat. Dan macam penanganan yang akan kita lakukan juga harus
disesuaikan dengan pribadi siswa-siswa yang kita hadapi. Karena setiap siswa
itu mempunya pribadi dan perkembangan mental yang berbeda, setiap siswa
mempunyai keistimewaan dan tugas guru untuk mengenalinya. Penanganan yang dapat
kita lakukan kepada siswa yang kurang antusias terhadap pembelajaran fisika
adalah dengan cara mengajak mereka aktif dalam pembelajan, misalnya dengan
pura-pura minta tolong untuk menuliskan soal sekaligus mencari jawaban yang ia
tulis di depan, atau dengan cara meminta siswa yang terlihat mengantuk untuk
membantu temannya mengerjakan soal atau membacakan materi.
Metode
yang ditawarkan oleh guru menjadi solusi
penanggulan kenakalan siswa di kelas. Jika metode pembelajaran fresh, menarik,
dan kreatif maka antusiasme siswa akan meningkat sehingga tidak ditemui siswa
yang mengobrol dengan teman yang lain, siswa yang ngantuk, bermain sendiri
maupun bolos. Metode yang dilakukan guru disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan, sehingga metode yang digunakan tidak monoton. Kita bisa mengadakan
kegiatan belajar mengajar diluar kelas ketika kita akan menyampaikan materi
mengenai pembiasan cahaya atau pemantulan cahaya yaitu dengan melihat pelangi
yang kita temui di alam untuk menjelaskan pembiasan cahaya, mempelajari
fatamorgana yang muncul di jalan raya saat siang terik, memancing ikan di
sungai juga merupakan salah satu cara mengajar yang menarik, selain refreshing
kita bisa menjelaskan materi mengenai pembiasan dan indek bias medium. Lewat
fenomena alam yang merupakan objek visual akan lebih diingat daripada
penjelasan buku dan juga lebih menarik perhatian siswa.
Akting
atau bermain peran mengenai materi fisika, lebih ringan ditangkap oleh siswa,
karena pembelajaran ini juga bisa dinikmati sebagai hiburan. Metode ini bisa
digunakan ketika kita menyampaikan materi mengenai alam semesta, seperti
peredaran planet, karakteristik planet, rotasi dan revolusi planet, proses
gerhana. Metode bermain peran akan melibatkan siswa agar aktif, masing-masing
siswa diberi satu peran yaitu siswa berperan sebagai planet, bulan,
matahari,dan objek alam semesta lainnya. Lalu para siswa melakukan gerakan
peredaran planet dan menceritakan kepada planet lain (siswa), begitu pula objek
yang lain juga menceritakan karakternya. Siswa yang mendapat peran bumi,bulan
dan matahari memperagakan bagaimana posisi mereka saat terjadi gerhana bulan
dan gerhana matahari. Metode bermain peran selain mengandung materi-materi
pelajaran juga mempunyai manfaat sebagai proses sosialisasi dengan teman
sekelas, bagi mereka yang awalnya belum akrab menjadi mulai akrab, dan juga
diantara mereka yang memainkan peran harus bekerja sama agar peran yang mereka
perankan sesuai dengan benda yang mereka perankan. Metode-metode seperti yang
telah dijelaskan akan menarik perhatian siswa dan mengurangi kesan bahwa
belajar fisika selalu membosankan dan membingungkan,fisika yang sulit,ribet.
Ketika anggapan mereka terhadap mata pelajaran mulia baik dan bisa membaur
dalam pembelajaran maka kenakalan yang biasa dilakukan siswa selama
pembelajaran dapat tereliminasi dengan sendirinya.
Kenakalan
remaja tidak bisa diselesaikan dengan cara kekerasan dan teguran keras yang bisa
menyakiti hati siswa. Kenakalan remaja dapat diatasi dengan menggunakan metode
pembelajaran yang menarik sekaligus membina karakter secara tersirat. Tapi
tidak sepenuhnya kenakalan remaja saat pembelajaran dapat diatasi dengan satu
metode, karena masing-masing siswa mempunyai pribadi, karakter, perkembangan
mental dan keistimewaan yang berbeda-beda. Metode- metode kreatif, fresh,
menarik yang diciptakan guru merupakan penanggulangan kenakalan remaja saat
pembelajaran yang efektif. Sudah seharusnya para guru menyiapkan metode- metode
kreatif yang tentunya menuntut kekreativitasan guru yang tinggi. Semakin tinggi
tingkat kreativitas guru semakin mengurangi kenakalan remaja saat pembelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar