6 Mei 2012

Tanpa Membaca, Mau dibawa Kemana Negara Kita?


Budaya minat baca dan menulis adalah topik yang masih menarik dijadikan bahan perbincangan atau bahan diskusi. Hal ini disebabkan masalah ini belum berhasil diselesaikan. Berbagai upaya  telah dilakukan baik dari pihak pemerintah, guru, penulis , media massa, pecinta buku akan tetapi peningkatan minat baca tulis masyarakat Indonesia hanya berjalan di tempat 
            Minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, masyarakat Indonesia lebih memilih untuk menonton televisi, mendengarkan radio daripada membaca buku atau Koran. Dari data BPS 2006 dapat kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia (89,5 %) dan  atau mendengarkan radio (40,3 %) ketimbang membaca Koran (23,5%). Hal ini sungguh memprihatinkan. Padahal acara yang ditampilkan di televisi belum tentu bersifat edukatif dan sesuai dengan kebutuhan kita. Malah kerap kali acara televisi memberikan dampak yang kurang baik bagi pertumbuhan kepribadian anak.
            Di negara kita yang kita cintai ini, sangat jarang ditemukan orang yang membaca buku atau koran di tempat umum. Hal ini sangat berbeda sekali dengan fenomena yang ditemukan dinegara lain seperti Jepang dan Amerika, bahwa di kedua negara tersebut sangat sering dijumpai orang yang menbaca buku atau koran di tempat umum. Mereka selalu membawa bacaan dalam setiap aktivitas mereka, sehingga ketika mereka mempunyai waktu luang dapat digunakan untuk membaca buku. Minat baca di kedua negara tersebut sangat tinggi, bahkan membaca merupakan kebutuhan sehari-hari mereka. Negara disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakatnya mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut. Semakin banyak buku yang dibaca maka semakin banyak pula ilmu yang didapatkan.
            Dari kegiatan membaca sangat banyak manfaat yang dapat kita peroleh, diantaranya adalah :
1.      Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2.      Kebiasaan membaca dapat meminimalisir orang berhubungan dengan orang yang malas. Hal ini bukan berarti kita membeda-bedakan teman, akan tetapi  lebih memilih teman  yang dapat membawa dampak postif terhadap diri kita.
3.      Dengan membaca dapat mengembangkan kemampuan berbicara
4.      Membaca mengembangkan pola pikir manusia
5.      Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
6.      Dengan membaca, dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain
7.      Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya
8.      Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
9.      Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat.
Faktor- faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia rendah adalah fasilitas perpustakaan yang tidak memadai dan jumlahnya yang masih sangat sedikit, serta kesadaran masyarakatnya sendiri yang masih rendah.
            Jumlah perpustakaan yang ada di Indonesia sangat sedikit, begitu pula jumlah toko bukunya pun sangat sedikit. Perpustakaan dan toko buku biasanya hanya dapat ditemui di kota-kota besar. Di daerah- daerah toko buku sangat jarang ditemui, jika ada ada toko buku itu hanya menjual alat tulis menulis, dan jika ditemui ada perpustakaan, itupun koleksi bukunya dari tahun menahun tidak berubah. Karena keterbatasan fasilitas perpustakaan ini, salah satu faktor yang mengakibatkan minat baca masyarakat Indonesia rendah. Pemerintah dapat berupaya untuk membangun perpustakaan daerah yang berkualitas di setiap daerah sehingga dapat menambah ketertarikan masyarakat Indonesia untuk membaca, atau dapat juga meningkatkan program perpustakaan keliling, jangan malah terjadinya penurunan program perpustakaan keliling tiap tahunnya.
            Jumlah toko buku di Indonesia sangatlah sedikit, berbeda dengan jumlah toko buku di Jepang sama banyak dengan negara Amerika. Selain itu harga- harga buku juga mahal sehingga tidak semua orang bisa membeli buku, apalagi bagi mereka yang pendapatannya sehari-harinya hanya dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Bagaimana masyarakat Indonesia mau meningkatkan minar bacanya apabila fasilitas perpustakaan tidak memadai dan mereka juga tidak mampu membeli buku.
Selain fasilitas perputakaan dan harga buku yang mahal. Kesadaran masyarakat Indonesia itu sendiri terhadap pentingnya membaca juga masih sangat rendah, mereka menganggap bahwa membaca hanya dilakukan ketika mendapat tugas sekolah. Padahal dari pemerintah pun tidak ada kebijakan mengenai banyak buku yang wajib dibaca oleh setiap orang, dan juga para guru di sekolah jarang memerintahkan murid-muridnya membaca, sehingga tidak terbentuk kebiasaan membaca. Seharusnya pemerintah memberikan kewajiban kepada setiap orang berapa banyak buku yang wajib di baca setiap tahunnya, seperti di Negara lain ada kebijakan mengenai banyaknya buku yang harus di baca. Dengan adanya kebijakan ini, awalnya masyarakat mau ataupun tidak mau harus melakukan, walaupun diawali dengan keterpaksaan hal ini bias menjadi kebiasaan. Pada saat ini Indonesia menduduki oeringkat 8 terbawah mengenai  minat baca, sungguh ini sangat miris.
Intelektualitas, kreativitas, dan kualitas SDM dipengaruhi oleh banyaknya ilmu yang dimiliki SDM, dan salah satu media yang menyediakan berbagai ilmu adalah buku. Oleh karena itu negara maju mempunyai masyarakat dengan minat baca yang tinggi. Jika kita ingin memiliki SDM yang berkualitas dan dapat bersaing secara global dan memperbaiki negara tercinta ini, marilah kita berusaha meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Tanpa membaca, kita tidak punya modal apa- apa untuk memajukan negara ini, apalagi bersaing secara global. Jadi Tanpa membaca, mau di bawa kemana  negara kita?

0 komentar:

Posting Komentar